Iran Nyatakan Serangan Israel ke Fasilitas Nuklir sebagai Deklarasi Perang
ⒽⓄⓂⒺ

Iran Nyatakan Serangan Israel ke Fasilitas Nuklir sebagai Deklarasi Perang

Jumat, Juni 13, 2025
Krisis Timur Tengah Memanas: Seruan Damai dan Ancaman Serangan Balasan


Star News INDONESIAJumat, (13 Juni 2025). JAKARTA - Ketegangan geopolitik di Timur Tengah kembali memuncak setelah Israel meluncurkan serangan militer berskala besar terhadap sejumlah fasilitas strategis di Iran, termasuk instalasi nuklir utama seperti Natanz. 


Serangan yang diklaim sebagai bagian dari "Operasi Rising Lion" ini langsung memicu reaksi keras dari Teheran.


Menteri Luar Negeri Iran secara tegas menyebut aksi militer Israel sebagai "Deklarasi Perang", dan menyerukan pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB untuk mengutuk tindakan tersebut. 


Dalam pernyataannya, Iran menegaskan bahwa negara mereka memiliki hak untuk membela diri secara penuh terhadap agresi ini.


Serangan Israel ini bukan hanya mencakup fasilitas nuklir, tetapi juga menargetkan pangkalan militer dan jaringan komunikasi strategis Iran. 


Meski belum ada data resmi tentang jumlah korban, laporan awal menyebutkan puluhan tewas dan rusaknya infrastruktur penting.


Di tengah eskalasi ini, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, membuat pernyataan yang menggemparkan. Melalui platform media sosial Truth Social, Trump mengatakan bahwa Iran sebelumnya telah diberi ultimatum 60 hari untuk kembali ke meja perundingan nuklir. 


Ia memperingatkan bahwa jika Iran terus menolak negosiasi, maka serangan berikutnya akan "lebih brutal dan menghancurkan."


Trump juga mendesak pemimpin Iran untuk "segera membuat kesepakatan", menegaskan bahwa tidak ada waktu lagi untuk diplomasi yang berlarut-larut. 


Pernyataan ini menimbulkan spekulasi bahwa AS, meskipun bukan pihak langsung dalam serangan, kemungkinan telah memberi dukungan diam-diam terhadap langkah Israel.


Dunia internasional pun terpecah. Beberapa negara menyerukan menahan diri dan gencatan senjata, sementara lainnya memperingatkan potensi perang regional besar-besaran jika ketegangan terus meningkat.


Saat ini, mata dunia tertuju pada dua ibu kota yakni: Teheran dan Jerusalem, sembari menanti apakah konflik ini akan diredakan lewat diplomasi — atau justru meletus menjadi perang terbuka yang membahayakan stabilitas global.


Penulis : Eddie Lim

Editor : Meli Purba

🅵🅾🆃🅾 🆃🅴🆁🅱🅰🆁🆄 :




Bagikan ini ke

ⓈⒽⒶⓇⒺ :

Komentar Anda

TerPopuler