![]() |
Ayatollah Ali Khamenei, Pemimpin Tertinggi Republik Islam Iran. Foto : Creative Commons |
Star News INDONESIA, Senin, (23 Juni 2025). JAKARTA - Iran secara resmi memperingatkan Amerika Serikat akan adanya pembalasan menyusul serangan udara gabungan antara AS dan Israel yang menghantam tiga situs nuklir strategis Iran pada akhir pekan lalu.
Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, menegaskan bahwa serangan tersebut merupakan “agresi terbuka” yang akan dibalas dengan “respons setimpal.”
Pernyataan tersebut disampaikan Pezeshkian dalam percakapannya dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron, sehari setelah serangan udara yang menargetkan fasilitas nuklir Fordow, Natanz, dan Isfahan. “Amerika harus menerima respons atas agresi mereka,” ujar Pezeshkian, dikutip dari kantor berita pemerintah.
Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, telah dijadwalkan untuk terbang ke Moskow pada Senin pagi guna bertemu langsung dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Pertemuan ini disebut sebagai langkah konsultatif strategis antara dua negara sekutu di tengah meningkatnya tensi geopolitik di Timur Tengah.
Sementara itu, penasihat pemimpin tertinggi Iran, Ali Akbar Velayati, memperingatkan bahwa setiap negara yang menyediakan fasilitas atau dukungan bagi serangan AS akan dianggap sebagai target sah oleh militer Iran. “Negara mana pun yang digunakan oleh AS untuk menyerang Iran akan menjadi target yang sah bagi angkatan bersenjata kami,” tegas Velayati melalui pernyataan yang disiarkan kantor berita IRNA.
Serangan udara ini menandai keterlibatan paling signifikan Amerika Serikat dalam konflik di kawasan dalam satu generasi, sekaligus memupus kebijakan luar negeri non-intervensi yang selama ini dikedepankan Presiden Donald Trump dalam masa jabatan keduanya.
Di Washington, langkah ini menuai reaksi beragam. Mayoritas Partai Republik memuji keputusan Trump sebagai langkah strategis, namun kubu Demokrat mengecamnya sebagai tindakan sembrono yang berpotensi menyeret AS ke dalam perang regional berkepanjangan.
Di sisi lain, para analis militer memperkirakan Iran tengah menyiapkan skenario balasan strategis—bukan hanya terhadap pangkalan AS di Timur Tengah, tetapi juga terhadap negara-negara mitra yang dianggap mendukung agresi tersebut.
Dengan meningkatnya tekanan internasional dan melambungnya harga minyak dunia hingga 8% hanya dalam 24 jam terakhir, konflik antara AS dan Iran dipastikan akan menjadi ujian besar bagi stabilitas regional dan diplomasi global dalam waktu dekat.
Penulis : M. Rahmat
Editor : Burhanudin Iskandar