Harga Minyak Dunia Melejit Usai AS Serang Fasilitas Nuklir Iran
ⒽⓄⓂⒺ

Harga Minyak Dunia Melejit Usai AS Serang Fasilitas Nuklir Iran

Senin, Juni 23, 2025
Serangan Udara AS ke Iran Picu Lonjakan Harga Minyak dan Jatuhnya Wall Street.


Star News INDONESIASenin, (23 Juni 2025). JAKARTA - Pasar global bergejolak hebat pada Senin (23/6) pagi waktu Asia, setelah Amerika Serikat melancarkan serangan udara ke sejumlah fasilitas nuklir utama Iran pada akhir pekan. 


Operasi militer tersebut langsung memicu lonjakan harga minyak dan kejatuhan indeks saham dunia, menandai kekhawatiran mendalam investor terhadap potensi eskalasi konflik Timur Tengah.


Dilansir dari Reuters dan AP News, harga minyak mentah jenis Brent melonjak hingga lebih dari 2%, menembus angka US $79 per barel, tertinggi dalam lima bulan terakhir. Bahkan dalam sesi awal perdagangan, harga sempat menyentuh lebih dari US $81 per barel, sebelum terkoreksi tipis.


Sementara itu, saham berjangka Amerika Serikat seperti S&P 500 dan Nasdaq turun masing-masing sekitar 0,4%, mencerminkan kekhawatiran pasar terhadap dampak geopolitik dan potensi kenaikan harga energi lebih lanjut. Bursa Asia juga ikut terseret: MSCI Asia-Pacific di luar Jepang anjlok lebih dari 1%, dengan indeks Nikkei Jepang, Kospi Korea Selatan, dan Hang Seng Hong Kong mencatat penurunan signifikan.


Pemicunya adalah serangan udara yang dilakukan AS ke tiga lokasi nuklir strategis Iran: Natanz, Fordow, dan Isfahan, dalam operasi militer yang disebut “Midnight Hammer.” Laporan dari Business Insider menyebutkan bahwa operasi ini dilancarkan sebagai respons atas dugaan bahwa Iran tengah bersiap mempercepat program pengayaan uraniumnya.


Kondisi ini meningkatkan kekhawatiran akan potensi gangguan distribusi minyak global, terutama jika konflik melebar hingga mengganggu jalur vital seperti Selat Hormuz, tempat sekitar 20% pasokan minyak dunia melintas setiap harinya.


Investor kini cenderung menghindari aset berisiko dan beralih ke aset aman seperti emas dan obligasi AS. Para analis menyebut, jika ketegangan tidak mereda, pasar kemungkinan akan menghadapi periode volatilitas tinggi dalam beberapa pekan ke depan.


Penulis : Sultan Hafidz

Editor : Fajar Ali

🅵🅾🆃🅾 🆃🅴🆁🅱🅰🆁🆄 :

Bagikan ini ke

ⓈⒽⒶⓇⒺ :

Komentar Anda

TerPopuler