Star News INDONESIA, Minggu, (25 Agustus 2024). JAKARTA - Indonesia terletak di Cincin Api Pasifik, area yang dikenal dengan aktivitas seismik dan vulkanik yang tinggi.
Salah satu ancaman seismik terbesar yang dapat melanda Indonesia adalah gempa megathrust.
Gempa megathrust terjadi di zona subduksi, di mana lempeng tektonik yang satu menyelam di bawah lempeng lainnya, menghasilkan energi yang sangat besar yang dapat memicu gempa berkekuatan tinggi dan tsunami dahsyat.
Wilayah Indonesia, khususnya sepanjang garis batas lempeng Sunda, termasuk di zona subduksi yang paling aktif di dunia.
Contoh paling terkenal dari gempa megathrust di kawasan ini adalah Gempa dan Tsunami Aceh pada 26 Desember 2004, yang mengakibatkan kerusakan parah dan korban jiwa dalam jumlah besar.
Seiring dengan itu, ancaman gempa megathrust tetap ada, dan para ahli memperkirakan kemungkinan terjadinya bencana serupa di masa depan.
Gempa megathrust dapat memicu tsunami besar yang menghantam pesisir dalam waktu singkat setelah gempa terjadi.
Oleh karena itu, sistem peringatan dini sangat penting. Namun, sistem ini harus terus ditingkatkan dan dipelihara untuk memastikan keakuratannya dalam memberikan peringatan yang cukup bagi masyarakat untuk menyelamatkan diri.
Persiapan masyarakat dan infrastruktur juga merupakan kunci. Edukasi tentang tindakan yang harus diambil saat terjadi gempa dan tsunami sangat penting.
Pemerintah dan organisasi non-pemerintah perlu meningkatkan pelatihan dan simulasi bencana secara rutin. Selain itu, pembangunan infrastruktur yang tahan gempa dan pengembangan rencana evakuasi yang efektif harus menjadi prioritas utama.
Penting juga bagi masyarakat untuk memahami bagaimana cara menyelamatkan diri dalam situasi darurat.
Masyarakat harus diajarkan tentang cara melindungi diri selama gempa, seperti berlindung di bawah meja atau struktur yang kokoh, serta mengetahui rute evakuasi dan titik kumpul yang aman.
Dengan meningkatnya kesadaran dan persiapan, Indonesia dapat lebih siap menghadapi potensi ancaman gempa megathrust dan mengurangi dampak dari bencana ini.
Menghadapi tantangan ini memerlukan kolaborasi antara pemerintah, ilmuwan, dan masyarakat untuk membangun ketahanan dan kesiapsiagaan yang lebih baik di masa depan.
Penulis : Cheryil Apriani
Editor : Maria Patricia