Star News INDONESIA, Kamis, (08 Agustus 2024). JAKARTA - Krisis moneter 1997-1998 adalah salah satu peristiwa ekonomi paling dramatis dalam sejarah Indonesia. Bermula dari krisis finansial Asia, situasi ini menyebar dengan cepat ke Indonesia, menimbulkan dampak yang mendalam terhadap ekonomi dan masyarakat.
Pada pertengahan 1997, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mulai tertekan, dipicu oleh defisit perdagangan yang tinggi, utang luar negeri yang membengkak, dan ketidakstabilan politik. Krisis ini mencapai puncaknya pada Januari 1998 ketika nilai rupiah jatuh drastis, menyebabkan inflasi meroket dan krisis perbankan.
Pemerintah pada masa itu, dipimpin oleh Presiden Soeharto, menghadapi tekanan berat untuk mengatasi krisis ini. Negara donor internasional, seperti IMF, memberikan pinjaman darurat dengan syarat restrukturisasi ekonomi yang ketat, termasuk pemotongan anggaran dan reformasi sistem keuangan. Namun, langkah-langkah ini tidak langsung meringankan beban masyarakat yang terkena dampak krisis, seperti meningkatnya kemiskinan dan pengangguran.
Krisis ini juga memicu perubahan politik besar di Indonesia. Protes massal dan kerusuhan sosial yang meluas akhirnya memaksa Presiden Soeharto untuk mengundurkan diri pada Mei 1998, membuka jalan bagi era reformasi. Reformasi tersebut mencakup desentralisasi kekuasaan, peningkatan transparansi dalam pemerintahan, dan reformasi sektor keuangan.
Pelajaran penting dari krisis ini mencakup pentingnya pengelolaan utang yang hati-hati, perlunya transparansi dalam sistem keuangan, dan ketahanan politik sebagai faktor kunci dalam stabilitas ekonomi. Krisis moneter Indonesia 1997-1998 tidak hanya mengajarkan tentang kerentanannya terhadap gejolak ekonomi global, tetapi juga tentang kekuatan reformasi dalam memulihkan kepercayaan dan stabilitas di tengah kesulitan.
Penulis : Faizal Hamzah
Editor : Fajar Ali