Won & Lira Tersungkur! 4 Mata Uang Ini Anjlok Parah, Apa Biang Keroknya?
ⒽⓄⓂⒺ

Won & Lira Tersungkur! 4 Mata Uang Ini Anjlok Parah, Apa Biang Keroknya?

Sabtu, Juni 28, 2025
Ilustrasi dinamika pasar valuta global. Foto : Hans Werang/Burhanudin Iskandar


Star News INDONESIASabtu, (28 Juni 2025). JAKARTA - Pasar valuta global kembali bergejolak menjelang akhir pekan. Data resmi penutupan perdagangan Jumat (27/6) menunjukkan Swiss Franc (CHF) memimpin penguatan, melesat 0,35% terhadap dolar AS, sementara Won Korea Selatan (KRW) terjerembap 0,49% dan menjadi mata uang terlemah hari itu.


Mata Uang Paling Tertekan

1. Won KRW −0,49% – Tekanan keluar dana asing dari bursa Seoul membuat won menyentuh level terendah dua bulan.([investing.com][2])

2. Lira Turki TRY −0,37% – Kombinasi inflasi masih 70‑an % dan ekspektasi pemotongan suku bunga menambah beban lira.

3. Dolar Australia AUD −0,30% – Pasar kecewa karena RBA tetap dovish di tengah perlambatan inflasi.([tradingeconomics.com][4])

4. Poundsterling GBP −0,10% – Investor menahan posisi jelang rilis PDB Inggris pekan depan.([tradingeconomics.com][5])


Mata Uang Paling Menguat

1. Franc Swiss CHF +0,35% – Status safe‑haven kembali diminati seiring kekhawatiran perlambatan AS.

2. Peso Meksiko MXN +0,34% – Kebijakan Banxico mempertahankan suku bunga 9,25% membuat carry‑trade banjir modal asing.

3. Krona Swedia SEK +0,30% – Imbal hasil obligasi Swedia naik setelah Riksbank sinyalkan pengetatan lanjutan.

4. Euro EUR +0,20% – Ekspektasi stimulus fiskal Eropa mendukung reli singkat mata uang tunggal.

5. Yen JPY +0,04% – Kenaikan tipis terjadi meski yield US Treasury masih tinggi; pasar menanti langkah intervensi Tokyo.


Indeks Dolar Masih Naik Tipis

Menariknya, Indeks Dolar (DXY) justru menambah 0,13% ke 97,27, menandakan rotasi portofolio selektif ke greenback di tengah spekulasi reshuffle Ketua The Fed oleh Presiden Trump.


Apa Kata Analis?

Reuters menyebutkan, “tarif balasan 9 Juli dan bayangan pimpinan The Fed baru membuat pasar berani beli dolar meski tren tahunannya masih minus >10%.”


Di sisi lain, TradingEconomics menyoroti aliran carry‑trade ke pasar berkembang sebagai motor utama penguatan MXN dan SEK.


“Gap suku bunga yang lebar—bukan fundamental—yang menggerakkan kurs hari ini. Volatilitas bisa melonjak saat data inflasi AS (PCE) dirilis Senin,” ungkap Richard Yetsenga, Kepala Ekonom ANZ, dalam catatan riset pagi.


Dampak bagi Indonesia

* Importir barang modal dari Korea Selatan bisa menikmati kurs KRW lebih murah.

* Wisatawan rihlah ke Swiss harus siap kocek ekstra akibat mahalnya CHF.

* Portofolio obligasi global berpotensi terdongkrak jika carry‑trade ke MXN & SEK berlanjut.


Outlook

Pelaku pasar menilai volatilitas masih tinggi menjelang rilis data inflasi AS dan keputusan suku bunga Bank Sentral Turki bulan depan. Jika tensi geopolitik mereda, franc dan yen bisa terkoreksi, sementara mata uang ber‑beta tinggi seperti AUD berpeluang rebound.


Penulis : Hans Werang

Editor : Burhanudin Iskandar

🅵🅾🆃🅾 🆃🅴🆁🅱🅰🆁🆄 :




Bagikan ini ke

ⓈⒽⒶⓇⒺ :

Komentar Anda

TerPopuler