 |
| Lalu lintas padat saat kendaraan berusaha meninggalkan Teheran menyusul serangan udara Israel, pada 15 Juni 2025 di Teheran, Iran. Foto: Kontributor/699095/Getty Images |
Star News INDONESIA, Rabu, (18 Juni 2025). JAKARTA - Ibu kota Iran dilanda gelombang serangan udara baru yang menargetkan fasilitas nuklir dan militer.
Ribuan warga dilaporkan meninggalkan Teheran sejak ledakan pertama terdengar pada dini hari, menimbulkan kepanikan massal dan kemacetan panjang di jalan-jalan utama kota.
Serangan ini merupakan bagian dari “Operation Rising Lion” yang dilancarkan Israel untuk menggempur infrastruktur strategis Iran, termasuk fasilitas produksi rudal, situs nuklir, dan lokasi Garda Revolusi Islam (IRGC).
Hingga kini, ratusan korban jiwa dilaporkan, sebagian besar warga sipil yang tidak sempat menyelamatkan diri.
Trump: “Serahkan Diri Tanpa Syarat!”
Presiden AS, Donald Trump, melalui akun medianya menyampaikan pesan keras kepada pemerintah Iran.
Ia menuntut “penyerahan tanpa syarat” dan memperingatkan bahwa AS mengetahui lokasi Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, meskipun belum ada perintah untuk menyerang langsung.
"Segera tinggalkan Teheran!" seru Trump kepada rakyat Iran. Pernyataan ini memicu kepanikan lebih lanjut, memperburuk arus pengungsi keluar dari kota.
Akankah AS Terlibat Langsung?
Meski belum ada bukti bahwa AS secara langsung menyerang Iran, beberapa sumber menyebutkan bahwa AS sedang mempertimbangkan berbagai opsi, termasuk:
* Memberikan dukungan logistik udara bagi jet tempur Israel melalui pesawat tanker.
* Menyediakan intelijen militer dan peralatan senjata.
* Bahkan, mempertimbangkan penggunaan senjata bunker buster untuk menghantam fasilitas nuklir bawah tanah Iran.
Namun, keterlibatan langsung AS masih menjadi perdebatan di internal Kongres, dan tidak ada konfirmasi resmi mengenai peluncuran serangan langsung oleh pasukan AS di Iran.
Krisis Kemanusiaan Membayangi
Menurut laporan media, ribuan warga Teheran kini mengungsi ke wilayah pedalaman atau mencoba keluar dari negara tersebut. Antrean panjang terlihat di pom bensin, supermarket, dan terminal transportasi. Ketakutan akan serangan susulan semakin menekan kondisi psikologis masyarakat.
Situasi di Iran kini berada di ambang krisis besar. Serangan udara Israel yang terus berlangsung, ancaman Trump terhadap pemimpin Iran, serta kemungkinan dukungan militer AS, menjadi kombinasi yang berpotensi menyeret kawasan ke dalam konflik besar-besaran.
Negara-negara tetangga dan komunitas internasional menyerukan de-eskalasi segera, namun sejauh ini belum ada tanda-tanda meredanya ketegangan.
Penulis : Deni Suprapto
Editor : Regina Panjaitan