 |
| Bangunan yang rusak akibat serangan Israel di Teheran, Iran. Foto: Majid Asgaripour/Reuters |
Star News INDONESIA, Minggu, (15 Juni 2025). JAKARTA - Ketegangan antara Israel dan Iran mencapai titik baru pada Sabtu, 14 Juni 2025, setelah Israel melakukan serangan udara besar-besaran terhadap fasilitas strategis di Iran, termasuk di sekitar ibu kota Teheran.
Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir, menyatakan bahwa jet-jet tempur Angkatan Udara Israel (IAF) berhasil menembus sistem pertahanan Iran dan “menguasai ruang udara Teheran” selama operasi berlangsung. Klaim ini juga disampaikan dalam laporan The Guardian, Times of Israel, dan Jerusalem Post.
Dalam pernyataan yang dikutip oleh Associated Press, Menteri Pertahanan Israel Israel Katz memperingatkan bahwa "Teheran akan terbakar" jika Iran kembali menembakkan rudal ke wilayah Israel.
Pernyataan ini datang setelah Iran sebelumnya mengklaim telah menembakkan puluhan rudal balistik ke wilayah Israel sebagai respons terhadap serangan di fasilitas militernya.
Namun, dilansir dari Reuters dan Al Jazeera, Iran membantah telah kehilangan kendali atas ruang udaranya. Media pemerintah Iran, IRNA, melaporkan bahwa sistem pertahanan udara Iran berhasil menembak jatuh sejumlah proyektil Israel, dan sebagian besar instalasi militer vital diklaim masih utuh.
Militer Israel menganggap operasi tersebut sebagai “pukulan strategis terhadap jantung kekuatan militer Iran,” sementara pihak Teheran menuduh Israel melakukan agresi terang-terangan dan mengancam akan melakukan “serangan rudal balasan yang lebih besar dari sebelumnya.”
Sementara itu, masyarakat internasional menyerukan deeskalasi. Prancis, Jerman, dan Rusia mendesak kedua negara untuk menahan diri dan menghindari konflik terbuka yang bisa memicu perang regional di Timur Tengah.
Saat ini, belum ada verifikasi independen dari lembaga pengamat internasional mengenai tingkat keberhasilan Israel dalam “menguasai” wilayah udara Iran. Para analis keamanan menyebut bahwa klaim semacam itu bisa menjadi bagian dari perang psikologis dan strategi tekanan politik.
Penulis : Tito Ibrahim
Editor : Willy Rikardus