 |
Star News INDONESIA, Jumat, (09 Agustus 2024). JAKARTA - Film "A Star is Born" telah menjadi salah satu cerita yang paling sering diadaptasi di dunia perfilman.
Dengan empat versi yang berbeda, film ini telah melalui evolusi yang mencerminkan perubahan dalam industri film dan budaya populer.
Pertama kali dirilis pada tahun 1937, film ini memperkenalkan cerita tentang seorang bintang film yang menurun pamornya dan seorang pendatang baru yang bersinar.
Versi pertama, disutradarai oleh William A. Wellman, mengisahkan kisah seorang aktor film bisu yang jatuh cinta dengan aktris muda yang sedang naik daun.
Cerita ini disambut baik oleh kritikus dan penonton, tetapi baru menjadi fenomena dengan rilisnya versi kedua pada tahun 1954, yang dibintangi Judy Garland dan James Mason. Versi ini mengadaptasi cerita untuk era musikal, menonjolkan talenta vokal Garland yang memukau.
Perubahan besar terjadi pada tahun 1976 ketika film ini diadaptasi lagi dengan format drama rock, dibintangi oleh Barbra Streisand dan Kris Kristofferson.
Versi ini menambahkan elemen musik rock yang cocok dengan suasana era tersebut dan menyentuh tema kontemporer tentang ketenaran dan cinta.
Namun, adaptasi terbaru pada tahun 2018, yang dibintangi oleh Bradley Cooper dan Lady Gaga, membawa cerita ini ke generasi baru. Versi ini menambahkan nuansa modern dan memperkenalkan lagu-lagu yang sangat populer, seperti "Shallow," yang mendapatkan pujian luas dari kritikus dan penonton.
Keberhasilan berulang dari "A Star is Born" menunjukkan daya tarik abadi cerita ini, yang menggabungkan elemen cinta, ambisi, dan perjuangan pribadi.
Setiap versi menawarkan perspektif unik dan mencerminkan zaman di mana film tersebut dibuat. Dengan demikian, "A Star is Born" tidak hanya menjadi sebuah film, tetapi sebuah cerminan dari perkembangan budaya film dan musik di setiap era.
Penulis : Cheryil Apriani
Editor : Meli Purba